Saat
ini peralatan Elektronika yang menggunakan adaptor semakin banyak dan semakin
beraneka ragam. Mulai dari peralatan elektronik yang murah seperti radio sampai
dengan handphone. Kebutuhan adaptor sebagai sebuah alternatif sebagai pengganti
baterai lebih disukai karena baterai tidak dapat tahan lama dan secara otomatis
membuat biaya operasional sebuah alat elektronik tersebut menjadi lebih besar.
Dengan sebuah adaptor tidak lagi dibutuhkan baterai tetapi kelemahannya tidak
dapat dibawa-bawa dengan mudah karena adapator harus selalu tersambung ke
jaringan listrik PLN.
Tetapi
walaupun demikian adaptor tetap digunakan. Dari berbagai macam adaptor yang
terdapat dipasaran, adaptor konvensional dengan transformator penurun tegangan
serta regulator tegangan sederhana lebih banyak ditemukan daripada adaptor
dengan teknologi Switching.
Adaptor
juga dikenal dengan nama Power Supply. Power Supply yang baik harus mampu
memberikan tegangan regulasi yang baik serta mampu memberikan arus yang cukup
kepada beban. Tegangan yang tidak terregulasi pada output power supply dapat
menyebabkan perlatan elektronika yang menggunakan power supply tersebut akan
rusak terutama bagian regulasi tegangan (jika ada) tetapi jika peralatan
tersebut tidak membunyai rangkaian regulasi tegangan internal maka dapat
dipastikan perlatan elektronik tersebut akan rusak.
Rangkaian
regulasi tegangan yang baik tidaklah sederhana dan pada kesempatan kali ini
akan dibahas mengenai power supply dengan rangkaian regulasi switching. Power
supply dengan regulasi switching ini lebih dikenal sebagai power supply
switching. Kelebihan power supply switching adalah efisiensi daya yang besar
sampai sekitar 83% jika dibandingkan dengan power supply dengan regulasi biasa
yang menggunakan LM78xx.
Efisiensi
yang rendah pada IC Regulator LM78xx dikarenakan kelebihan tegangan input
regulator akan dirubah menjadi panas sehingga sebagian besar daya input akan
hilang karena dirubah menjadi panas tersebut. Bagaimanapun juga semua regulator
harus mendapatkan tegangan input yang lebih tinggi daripada tegangan regulasi
output untu mendapatkan tegangan yang teregulasi.
Gambar 1
Blok Diagram Switching Regulator
Blok Diagram Switching Regulator
Tegangan
regulasi dihasilkan dengan cara men-switching transistor seri ‘on’ atau ‘off ’.
Dengan demikian duty cycle-nya menentukan tegangan DC rata-rata. Duty cycle
dapat diatur melalui feedback negatif. Feedback ini dihasilkan dari suatu
komparator tegangan yang membandingkan tegangan DC rata-rata dengan tegangan
referensi.
Regulator
switching pada dasarnya mempunyai frekuensi yang konstan untuk men-switching
transistor seri. Besarnya frekuensi switching tersebut harus lebih besar dari
20KHz agar frekuensi switching tersebut tidak dapat didengar oleh manusia.
Frekuensi switching yang terlalu tinggi menyebabkan operasi switching
transistor tidak efisien dan juga dibutuhkan inti ferrit yang besar atau yang
mempunyai permeabilitas tinggi.
Untuk
regulator switching dengan transistor seri dapat digunakan frekuensi switching
(unibase frequncy) pada 200KHz. Pada frekuensi ini masih dapat digunakan
transistor darlington biasa dengan bandwidth minimum pada 1MHz seperti 2N6836
dengan maksimum frekunsi switching pada 10MHz atau BDW42 dengan maksimum
frekuensi 4MHz. Besarnya bandwidth ini sangat berpengaruh pada efisiensi kerja
switching regulator tersebut.
Untuk
dioda clamp harus digunakan dioda dengan karakteristik fast recovery rectifier
atau dikenal dengan dioda schottky. Dioda ini berguna untuk mempertahankan
titik kerja dari switching transistor dengan melakukan ‘clamp’ (memotong)
tegangan spike yang dihasilkan oleh transistor switching tersebut. Salah satu
dioda schottky adalah 1N5819 dengan tegangan breakdown pada 40V. Kelebihan dari
dioda schottky adalah kecepatan responnya terhadap penyerahkan tegangan.
Rangkaian Regulator Switching
Terdapat
berbagai macam rangkaian regulator switching tetapi semua rangkaian regulator
tersebut selalu mempunyai 4 elemen dasar :
1.
Switching Transistor
2.
Dioda Clamp
3.
LC Filter
4.
Rangkaian kontrol
Ada
beberapa variasi dari rangkaian regulator switching. Perbedaaanya adalah pada
posisi transistor switchingnya. Variasi regulator switching tersebut dapat
dilihat pada gambar.
Transistor
seri merupakan transistor yang diseri antara tegangan sumber (+DC Unregulated)
dan tegangan output regulasi (+Vo). Untuk rangkaian pada gambar 2c dan 2d cocok
untuk rangkaian kontrol tegangan teregulasi pada industri karena rangkaian
kontrolnya terpisah/terisolasi dengan transistor serinya. Biasanya antara
rangkaian kontrol dengan transistor serinya dipisahkan dengan menggunakan
optoisolator (MOCxx atau 4N3x).
Pada
rangkaian pada gambar 2a dan 2b, rangkaian kontrolnya mendapatkan tegangan dari
output tegangan teregulasi sehingga rangkaian tidak akan ‘start’ jika tidak
diberi tegangan awal. Sedangkan pada rangkaian 2c dan 2d rangkaian kontrolnya
mendapatkan tegangan dari +DC Unregulated sehingga akan tetap bekerja walaupun
terjadi kerusakan/kesalahan pada Remote Sense atau Induktor yang menyebabkan
tegangan output regulasi menjadi nol.
Gambar 2
Variasi Switching Regulator
Variasi Switching Regulator
Filter Input dan Penyearah Input
Penyearah
input dan filter input terdiri dari penyearah bridge (full wave rectifier)
dan sebuah filter kapasitor. Untuk meningkatkan efisiensi dari regulasi maka
resistor seri tidak digunakan. Perlu diperhatikan dalam memilih dioda bridge
yang digunakan karena terdapat arus ‘surge’ yang besarnya sampai
kira-kira 12A. Arus ‘surge’ merupakan arus pengisian kapasitor pada saat
rangkaian regulator ini dihidupkan pertama kali. Arus ‘surge’ ini
menjadi besar karena tidak terdapat resistor seri. Rangkaian penyearah dan
filter input ini akan menghasilkan tegangan DC yang tidak teregulasi.
Output Filter
Rangkaian
filter output tidak terlalu rumit. Rangkaian filter output hanya terdiri dari
induktor (L) dan kapasitor (C). Nilai induktor dan nilai kapasitor yang
digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
Dimana vo = tegangan
ripple yang diinginkan.
Vo = tegangan regulasi
output.
Vin = tegangan DC tak
teregulasi.
f = frekuensi switching.
Sebuah
rangkaian regulator yang baik harus mempunyai tegangan ripple harus sekecil
mungkin. Tegangan ripple harus dalam level puluhan mV bahkan lebih kecil.
Untuk
nilai kapasitor yang digunakan biasanya menggunakan 2 kali nilai yang didapatkan
dari persamaan di atas karena Faktor disipasi dari kapasitor elektrolit untuk
frekuensi tinggi tidak terlalu baik Dapat juga digunakan kapasitor tantalum
dengan nilai sedikit di atas nilai yang dihasilkan oleh persamaan di atas.
Selain itu filter output juga berfungsi sebagai filter adanya tegangan spike
yang ditimbulkan oleh switching transistor (kondisi terburuk) agar tidak sampai
ke perlatan elektronik (beban).
Sehingga
di dalam mendisain sebuah regulator switching diperlukan parameter-parameter :
1.
Tegangan input tak teregulasi
2.
Tegangan output teregulasi yang diinginkan
3.
Frekuensi kerja dari switching transistor
4.
Arus output dari regulator switching
5.
Tegangan ripple output teregulasi.
Selain
bandwidth dari transistor switching, arus kolektor (Ic) dan tegangan
kolektor-emitor (VCE) juga perlu diperhatikan dalam proses disain
regulator switching ini. Arus kolektor (Ic) akan mempengaruhi besarnya arus
output yang dapat disupply oleh regulator switching dalam kondisi normal.
Sedangkan tegangan kolektor-emitor (VCE) akan mempengarui tegangan
input (tegangan DC tak teregulasi) yang dapat diterima oleh transistor
switching tersebut.
Ide Dasar Operasi Kerja Switching
Regulator
Tingginya
efisiensi dari regulator switching ii dipengaruhi oleh efisiensi kerja dari
switching transistor seri. Pada saat transistor switching ‘ON’ maka semua
tegangan input akan dilewatkan filter LC. Pada saat transistor switching ‘OFF’
maka tegangan input tidak akan melewati transistor switching sehingga tegangan
yang masuk ke filter LC adalah nol.
Sehingga
dengan duty cycle 50% maka transistor switching akan ‘ON’ atau ‘OFF’ dalam sela
waktu yang sama dan tegangan rata-rata yang dihasilkan dari kondisi ini dapat
ditentukan dengan persamaan :
Dimana
D = Duty Cycle dari transistor switching.
Perubahan
dari duty cycle ini akan mempengaruhi besarnya tegangan output teregulasi.
Sehingga untuk mengkompensasi penurunan/kenaikan tegangan input tidak
teregulasi dapat diatur dengan merubah duty cycle dari transistor switching ini.
Kondisi
‘ON’-‘OFF’ dari transistor switching ini terjadi berulang-ulang sehingga dengan
duty cycle yang tetap akan menghasilkan gelombang kotak yang periodik.
Gambar 3
Operasi Dasar Switching Regulator
Operasi Dasar Switching Regulator
Pada
saat switch tertutup maka IL akan mengalir dari Vin ke
beban. Karena terdapat perbedaan tegangan antara tegangan output dan tegangan
input maka IL akan naik. Pada saat switch terbuka maka energi yang
tersimpan di dalam induktor akan memaksa agar IL tetap mengalir ke
beban, IL akan turun.
Arus
rata-rata yang melewati induktor sama dengan arus beban. Karena tegangan Vo
dijaga konstan oleh kapasitor maka Io akan konstant. Ketika IL naik
di atas Io maka kapasitor akan diisi dan pada saat IL turun di bawah
Io maka kapasitor akan discharge.
Kondisi
ini akan terus berulang sehingga akan menghasilkan suatu gelombang yang
periodik dan operasi kerja regulator dalam kondisi steady state. Operasi dalam
kondisi steady state ini akan menghasilkan :
1.
Tegangan rata-rata pada induktor akan = 0 sampai Vo.
2.
Arus DC yang mengalir dari induktor akan sama dengan arus yang mengalir ke
beban. Akan muncul tegangan ripple yang kecil.
3.
Tegangan DC pada kapasitor sama dengan tegangan beban dengan tegangan ripple
yang kecil.
Perubahan
pada arus beban (Io) sangat sukar dikompensasi dan respon transien dari beban
pada umumnya tidak baik. Jadi perubahan pada arus beban akan menyebabkan
perubahan duty cycle sementara. Ada beberapa kasus yang terjadi jika arus beban
berubah :
1.
Duty cycle akan naik sampai maksimal (100%) sehingga transistor switching akan
selalu ‘ON”.
2.
Induktor memerlukan beberapa waktu untuk menaikan level tegangan DC yang baru.
Kondisi ini diperngaruhi oleh permeabilitas dari inti ferrit yang digunakan.
3.
Duty Cycle akan kembali pada nilai semula.
+ komentar + 1 komentar
nice info
Solder uap
Posting Komentar